Gunung Kelud/Kloot Volcano atau sering juga dituliskan menjadi
Kelut/Kelud yang dalam bahasa Jawa berarti “sapu”, dalam bahasa Belanda disebut
Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete, adalah sebuah gunung berapi di Jawa Timur, yang masih aktif.Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten
Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, kira-kira 27 km sebelah timur
pusat Kota Kediri. Bersama dengan Gunung Merapi, Gunung Kelud merupakan
gunung berapi paling aktif di Indonesia. Puncaknya berada pada ketinggian 1717
mdpl.
Proses pembentukan Gunung Keludsama seperti banyak gunung api lainnya di
Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.
SEJARAH ERUPSI
Sejak tahun
1000 Masehi, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar
berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index
(VEI).Namun diantara semua letusannya, hanya akan dirangkai beberapa saja di
dalam artikel ini.
Kawah danau di puncak Gunung Kelud
A.
Letusan Pra Abad 20
Sejak
tahun 1300 Masehi, baru tercatat bahwa gunung Kelud ini aktif meletus dengan
rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai
gunung api yang berbahaya bagi manusia.Sedangkan sejak abad ke-15, Gunung Kelud
telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa.Kemudian pada letusan gunung Kelud
berikutnya di tahun 1586 masehi, tercatattelah merenggut korban lebih dari
10.000 jiwa.
B.
Letusan Abad ke-20
Pada
abad ke-20, letusan Gunung Kelud tercatat pernah meletus sebanyak lima kali,
yaitu pada tahun :
Tahun 1901(selang 18 tahun),
Tahun 1919 (1 Mei)(selang 32 tahun), Tahun 1951(selang
15 tahun), Tahun 1966(selang 24 tahun), Tahun
1990.(selang 17 tahun ke letusan berikutnya, 2007)
Pola
ini membawa para ahli gunung api kepada ‘siklus 15 tahunan’ bagi letusan gunung
ini.
1.
Letusan tahun 1919
Pada
era Belanda, saat Kelud meletus pada 1919, volume air danau kawah saat itu
mencapai 40 juta meter kubik. Letusan di tahun 1919 ini termasuk yang paling
mematikan karena menelan korban hingga 5.160 jiwa. Letusan dahsyat yang
mematikan pada tahun 1919 ini juga merusak sampai 15.000 hektar lahan
produktif.
Hal
itu terjadi akibat aliran lahar Kelud yang turun dengan deras hingga mencapai
jarak 38 km dibawahnya, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan
lahar sejak tahun 1905 namun tak dapat menampung.Karena letusan inilah kemudian
dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air Danau Kawah.Sebuah sistem
untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926
dan selesai pada tahun 1926.Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan dan
masih berfungsi hingga beberapa tahun kedepannya.
2.
Letusan tahun 1966
Pada
masa setelah kemerdekaan, dibangun lagi terowongan baru sebagai tambahan dari
terowongan yang lama, setelah letusan tahun 1966.Terowongan atau tunnel
yang baru itu berada 45 meter di bawah terowongan lama.Terowongan yang selesai
tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi
mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.
3.
Letusan tahun 1990
Letusan
1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu dari tanggal 10 Februari 1990 hingga 13
Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik
material vulkanik.Lahar dingin menjalar hingga 24 kilometer dari danau kawah
dan melalui 11 sungai yang berhulu dari gunung itu.Letusan ini sempat menutup Terowongan
Ampera akibat banyaknya volume material vulkanik yang dikeluarkan oleh
gunung ini.Sehingga hal itu menyebabkan Terowongan Ampera tersebut tak
dapat menampung lagi jumlah material yang ada, lalu buntu atau tersumbat.
Proses normalisasi Terowongan Ampera baru selesai pada tahun 1994.
C.
Letusan Abad ke-21
Memasuki
abad ke-21, gunung Kelud telah tiga kali mengalami erupsi, yaitu pada tahun:
Tahun
2007(selang 3 tahun), Tahun 2010(selang 4 tahun), Tahun
2014 (13-14/2/14)
Letusan Kelud 2007 menghasilkan kubah lava, menghilangkan
danau
Terlihat
pada letusan ini dibanding letusan-letusan sebelumnya, telah terjadi perubahan
frekuensi pada letusan gunung Kelud pada abad 21 ini. Perubahan frekuensi
letusan ini terjadi akibat terbentuknya sumbat lava yang terdapat di mulut
kawah gunung Kelud. Akibat adanya penyumbatan oleh lava itu, maka tekanan dari
dalam magma yang mendesak keluar, menjadi tersumbat.Hal ini membuat tekanan
yang seharusnya sudah keluar, menjadi mengumpul dan mengumpul. Jika tak
tersumbat maka tekanan energi dari magma gunung Kelud akan terus-menerus keluar
dengan lancar, maka periode letusan akan lebih jarang seperti periode-periode
sebelumnya.
api
sejak kini hal itu tak berlaku lagi karena mulut kawah tertutup. Maka itu,
energi magma yang terkumpul menjadi begitu besarnya, sehingga terjadi letusan
yang lebih sering dibanding periode sebelumnya.Jadi jika gunung Kelud meletus
maka akan mengakibatkan ledakan yang memiliki kekuatan energi yang jauh lebih
besar dari biasanya hingga dapat menyebabkan badai petir dan gumpalan material
vulkanik yang dilontarkan dapat membumbung tinggi di atmosfir hingga mencapai
puluhan kilometer diatasnya.Hal ini dapat diibaratkan bagai sebotol minuman
soda, yang dapat menyembur setelah botol dikocok namun tutup botol masih
menyumbat. Saat tutup botol dilepas, maka tekanan yang lebih kuat dari biasanya
akan mendorong air soda lebih besar dibanding pada botol soda yang dikocok
namun kepala botolnya tak tertutup.
Petir di atas
gunung kelud saat letusan 2014
KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT
Sejak tahun 2004, hubungan jalan darat menuju puncak Kelud telah
diperbaiki sehingga memudahkan para wisatawan serta penduduk. Gunung Kelud
telah menjadi obyek wisata Kabupaten Kediri dengan atraksi utama adalah kubah
lava (pasca letusan 2007) dan danau kawah yang ada pada puncak gunung (sebelum
letusan 2007). Selain itu, telah disediakan pula jalur panjat tebing di puncak
Sumbing, pemandian air panas, serta flying
fox.
Pembangunan
fasilitas membuat dampak positif bagi keadaan social dan ekonomi masyarakat. Upacara
spiritual yang dilakukan di kawah gunung saat bulan suro juga menjadi daya
tarik tersendiri. Dengan keterangan di atas dapat menjelaskan bahwa keadaan
social dan ekonomi masyarakat sekitar kelud terbilang baik.
MANFAAT
MATERIAL
Saat letusan di tahun 2014 ini, gunung Kelud telah
memuntahkan material vulkanik sebanyak 100 juta meter kubik. Material sebanyak
itu hanya dimuntahkan Kelud dalam waktu singkat.
Kerikil Gunung Kelud
Jika
dibandingkan dengan gunung Merapi yang meletus sebelumnya, maka material
vulkanik yang dikeluarkan gunung Merapi untuk mencapai 100 juta meter kubik
harus dibutuhkan dalam waktu sebulan lamanya.Jika dibandingkan dengan gunung
Sinabung di Sumatera Utara yang meletus sejak September 2013 hingga Februari
2014, dan hingga kini masih terus berlangsung, atau telah 5 bulan lamanya,
material vulkanik yang dikeluarkan selama 5 bulan itu belum mencapai 100 juta
meter kubik.
Sedangkan
menurut penelitian dari Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta, ukuran
material vulkanik yang dikeluarkan dari Gunung Kelud memiliki ukuran yang
berbeda-beda.Untuk ukuran material vulkanik berupa pasir ditemukan pada jarak
yang jauh hingga Solo dan Jogjakarta, sedangkan material berupa abu yang sangat
halus dapat terbang sejauh ribaun kilometer mengikuti arah angin.Sejauh ini abu
vulkanik gunung Kelud ke arah timur mencapai pulau Lombok di Nusa Tenggara
Timur. Dan abu vulkanik yang ke arah barat lebih jauh lagi karena diakibatkan
angin berhembus ke arah barat. Sejauh ini abu vulkanik telah ditemukan hingga
Garut, Tasikmalaya, Bandung, hingga Ciamis di Jawa Barat.Sedangkan material
vulkanik berupa kerikil dan kerakal ditemukan di daerah Kediri, Blitar dan
sekitarnya. Dari pengalaman saya (yang notabene dari Kediri) jika material
kerikil dan kerakal itu dikumpulkan maka bebatuan yang menghujani atap tiap
rumah, bisa mencapai satu truk.
Sedangkan
tekstur abu vulkanik gunung Kelud yang diteliti pun, ternyata lebih lembut jika
dibandingkan dengan abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Merapi. Warna abu juga
berbeda. Abu dari Kelud berwarna kecokelatan, sedangkan abu Merapi cenderung
abu-abu.Kandungan kimia abu dari Kelud masih diteliti. Karena teksturnya sangat
lembut, abu itu sangat mudah terserap ke dalam paru-paru jika terhirup. Karena
itu, masyarakat diwajibkan menggunakan masker.Walaupun bertekstur lembut, abu
vulkanik dari Kelud juga sangat licin. Abu vulkanik ini akan memadat dan
mengeras jika tersiram air.Ini membahayakan warga yang mengendarai mobil atau
sepeda motor karena jalanan yang tertutup abu menjadi licin. Warga diminta
berhati-hati.Abu vulkanik mengandung beberapa unsur kimia. Yang paling dominan
adalah silika, aluminium, kalsium, dan kadar besi.
Pasir-pasir ini dikumpulkan oleh warga dan digunakan untuk pembangunan kembali rumah mereka, bahkan ada yang menjual pasir-pasir tersebut.
Sumber :
https://indocropcircles.wordpress.com/2014/02/14/sejarah-letusan-dahsyat-gunung-kelut-tahun-1919-1990-2007-2014/
Wikipedia.com